ASBIN KEJATI SULSEL TUTUP PELATIHAN TINDAK PIDANA DI SEKTOR MARITIM, LAHIRKAN IDE PEMBENTUKAN SENTRA GAKKUMDU
KEJATI SULSEL, Makassar—Asisten Bidang Pembinaan Kejaksaan Tinggi Sulawesi Selatan, Andi Sundari mewakili Kepala Badan Diklat Kejaksaan RI dan Kajati Sulsel menutup Pelatihan Tindak Pidana di Sektor Maritim di Hotel Melia Makassar, Jumat (22/11/2024).
Pelatihan yang digelar Badan Diklat Kejaksaan RI bekerjasama dengan United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC) telah berlangsung tanggal 21-22 November 2024. Diikuti peserta sebanyak 22 orang, 10 orang dari Kejaksaan dan 12 orang dari Kementerian Kelautan dan Perikanan, Bakamla, Polri, dan Bea Cukai.
Koordinator Program Kejahatan di Bidang Kemaritiman UNODC Indonesia, Fatimana Agustinanto mengatakan masalah kemaritiman sangat kompleks. Koordinasi sangat diperlukan antara petugas yang melakukan penangkapan dan penuntut umum terhadap pelaku kejahatan.
”Kita ada ide untuk membentuk Sentra Gakkumdu (Penegakan Hukum Terpadu), seperti yang terbentuk pada Gakumdu di Pemilu. Ide pembentukan Gakumdu Kejahatan Maritim di Sulsel ini bisa jadi percontohan di level nasional nantinya,” kata Fatimana.
Asbin Kejati Sulsel, Andi Sundari yang membacakan sambutan Kepala Badan Diklat Kejaksaan RI, menyebut Indonesia sebagai negara maritim memiliki kekayaan laut yang sangat melimpah. Kekayaan sumber daya laut ini bisa dimanfaatkan untuk kesejahteraan rakyat.
Andi Sundari menyebut tindak pidana di sektor perikanan dan kelautan bisa mengancam kehidupan berbangsa. Mulai dari pemalsuan dokumen, penangkapan ikan secara ilegal hingga Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO).
”Ide membentuk Gakumdu di sektor kemaritiman sangat bagus. Karena penyelesaian suatu perkara bisa cepat dan efektif dilakukan. Seperti cara kerja Gakumdu di Pemilu yang punya batas waktu 14 hari,” ungkap Andi Sundari.
Penyelesaian tindak pidana sektor kemaritiman, kata Andi Sundari perlu pengetahuan yang luas. Selain peraturan yang ada di Indonesia, harus menguasai peraturan dan konvensi internasioal di sektor kelautan.
”Semoga peserta yang telah mengikuti pelatihan selama dua hari ini bisa dimanfaatkan dalam menjalankan tugas keseharian. Utamanya dalam melindungi kekayaan laut dan perikanan Indonesia,” tutup Andi Sundari.